65. Pertemuan Panitia Reuni.

Beni sudah terlebih dahulu berada di restoran cepat saji yang ada di komplek pertokoan Sarinah. Mereka bersepakat bertemu di tempat itu. Waktu yang dipilih adalah saat jam makan malam. Disamping menghindari waktu yang tak lagi disibukan oleh kegiatan rutin. Rahma menyusul kemudian diikuti Grace walau tak masuk panitia, tetapi memenuhi keinginan Rahma yang meminta menemaninya.
Jalan Basuki Rahmat nampak dipadati kendaraan yang melintas. Grace dan Rahma datang membawa kendaraan sendiri-sendiri. Mereka berdua berkomunikasi melalui ponsel agar tiba ditempat pada waktu yang bersamaan. Saat memarkir mobil mereka juga tak jauh letaknya.
"Aku baru saja menelpon Lorna," kata Rahma saat keduanya bertemu di depan pintu restoran cepat saji.
"Sambung?" tanya Grace.
"Nyambung. Dia beritahu kalau hari ini Dewa berangkat pulang."
"Pulang dari Bali"
"Dari Jakarta."
"Lho, kan..."
Rahma cepat memotong.
"Hus, mereka berdua langsung ke Jakarta."
"O..."
"Dewa menginap di tempat Lorna. Keperluannya hanya mengantarkan Lorna pulang."
"Terus, apa mereka berdua ikut reuni lagi?"
"Itu yang lagi kuusahakan. Kalau Lorna sih ngikut apa kata kita. Tapi kalau Dewa, kita tidak bisa menjamin. Cuma waktu di Bali kemarin dia punya beberapa usulan."
Keduanya lalu sudah berada di meja Beni. disitu sudah berkumpul beberapa anggota panitia. ada Tari dan Dini, ada Joy, dan beberapa yang cukup dikenalnya.
"Halo semua. Lho kok belum ada yang pesan makan?" tanya Rahma.
"Kita minum dulu, nunggu kamu. Ponselmu kuhubungi hanya ada nada sibuk." kata Beni.
Memang benar. Pada saat Beni menghubunginya, Rahma lagi sibuk bertelepon dengan Lorna.
"Kalau begitu kita pesan makan." kata Rahma.
Tapi Grace menyela.
"Biar aku yang pesan kan. Mau makan apa?"
"Biar nggak repot. Sama saja semua. Terserah kamu aja Grace."
Lalu Grace menghitung jumlah kepala yang hadir. Setelah itu dia pergi memesan menu paket. Dan kembali lagi berkumpul setelah membereskan pembayaran ke kasir.
"Kalian teruskan. Aku cuma mau dengar saja."
Grace duduk dekat Rahma. Untuk menyibukkan diri lalu iseng mengirim sms ke Lorna. Dia tulis dalam pesannya ke Lorna untuk tidak membalasnya dengan menelpon. Lebih baik melalui chatting saja, sebab dia lagi kumpul-kumpul menemani Rahma yang lagi rapat urusan panitia reuni.
Tak lama kemudian Grace dan Lorna sibuk ber-chatting. Lorna meminta diberitahu, siapa saja yang hadir dalam forum itu. Yang pasti Lorna sudah tahu kalau Beni pasti hadir, karena dia tetap menjadi ketuanya. Grace beritahukan kalau yang lagi berkumpul cuma panitia inti. Nanti ada rapat sendiri untuk kepengurusan yang lengkap, yang akan diadakan di suatu tempat. Beni bilang, tempat itu namanya Griyo Tawang.

Lorna : Griyo tawang? itu kan tempatnya Dewa, Grace?
Grace : Tahu dari mana kamu?
Lorna : Dewa sendiri, tapi aku belum pernah kesana.
Grace : Tempat apa itu?
Lorna : Hei, kan sudah kubilang aku belum pernah kesana.
Grace : he he he sori gadis cantik.
Lorna : Aku jadi ngiri deh sama kalian
Grace : Memangnya kenapa gadis cantik?
Lorna : Nanti kalian lebih dulu ke Griyo Tawang dari pada aku.
Grace : Memangnya tempat itu tak menyatu dengan rumah Dewa?
Lorna : Kalau menjadi satu, aku nggak bakalan tanya kamu
Grace : Memang ada apa saja sih di Griyo Tawang?
Lorna : Heiii, aku belum pernah kesana, Grace. Gimana sih kamu?
Grace : Sori sori, kan kamu tahu itu dari Dewa. Mestinya tahu dikit kan?
Lorna : Nyatanya nggak. Masih banyak misteri Dewa yang belum aku tahu.
Grace : Lho, artinya kalian belum buka-bukaan.
Lorna : Buka-bukaan apa maksudmu?
Grace : Ya, buka-bukaan rahasia. Memangnya buka-bukaan apa?
Lorna : aku lagi tertawa
Grace : sama-sama, habis pikiranku lagi ngeres.
Lorna : Kami baik-baik kok, Grace.
Grace : Aku akan sedih kalau hubunganmu tidak baik

Rahma melirik apa yang sedang dilakukan Gracee dengan hapenya. Karena dia melihat Grace nampak tersenyum-senyum sendiri.
"Lagi ngapain?" bisik Rahma.
Grace lalu menunjukan sebentar chatting-an dia dengan Lorna.
Rahma tertawa tanpa suara.

Lorna : Haiii Grace kemana kalian...
Grace : Break, Rahma lagi ikut nimbrung.
Lorna : Ah, jangan Grace. Nanti mengganggu rapat mereka
Grace : Rahma yang menggangguku
Lorna : Biar kucubit nanti dia

"Menurutmu bagaimana, Ra. Kalau bikin accaunt di facebook, itu usulan Tari?" tanya Beni.
"Bagus saja. Itu memang salah satu yang bisa dilakukan untuk menjaring teman-teman yang punya posting di facebook atau twitter. Tadi aku sudah berhubungan dengan Lorna. Dia bilang akan bantu menghubungkan ke beberapa stasiun TV, agar berita undangan reuni bisa dilakukan melalui media itu."
"Bukankah tv lokal bisa juga dilakukan?" tanya Dini.
"Yang penting semua media yang diperkirakan memiliki akses yang praktis ya kita tempuh," kata Rahma menambahkan.
"Kurasa tivi pusat lebih memiliki jaringan luas. Soalnya teman-teman kita kan keberadaannya bisa di mana saja. Tersebar entah kemana," kata Beni berusaha meyakinkan.
"Tari! Cobalah bikin account khusus di facebook untuk acara itu. Kurasa itu juga bisa dijadikan sarana untuk berkomunikasi dengan para almamater. Untuk menyebar undangan, untuk mengumpulkan data. Kalau bisa secepatnya. Buat dulu email dan passwordnya yang bisa kita buka bersama," kata Rahma kepada Tari.
"Jangan aku. Aku nggak familiar dengan facebook."
"Bagaimana kalau kamu, Joy?" tanya Beni.
"Terserah..." jawab Joy.
"Oke, jadi urusan facebook urusan Joy."

Grace masih asyik berselancar dengan Lorna. Sementara pertemuan itu mereka batasi tak lebih dari dua jam. Selama itu Grace membantu memesan kembali minuman dan kue buat mereka yang lagi sibuk berunding. Kemudian Grace melanjutkan kembali ber-chatting dengan Lorna.

Grace : sorri lagi ngurus kosumsi buat mereka, kamu ada di mana?
Lorna : di mobil dalam perjalanan pulang
Grace : pak Karyo yang bawa?
Lorna : ya
Grace : kamu tidur dengannya?
Lorna : ssssstt
Grace : mestinya gitu
Lorna : dia baik banget
Grace : pantes buat kamu
Lorna : terus buat yang lain gak pantes?
Grace : bukan, mereka jadi patah hati
Lorna : gara-gara koran itu
Grace : iya lah, soalnya kalian pas banget. Kita dulu curiga benar, apa sih status hubunganmu dengan Dewa. Semua pada bicara kamu dengan Dewa. Kawan-kawan berpikir tadinya hubungan kalian tidak seperti itu...
Lorna : seperti apa?
Grace : ya kekasih lah
Lorna : ????
Grace : Mereka bertanya, masak sih Lorna mencintai Dewa? Masak sih Dewa mencintai Lorna?
Mereka salah sangka dipikirnya pilihanmu pertama menyangkut status sosial. Kamu dulu pulang ke Australia dan perginya tanpa pesan. Menunjukkan kalau kamu nggak peduli kepada Dewa. Tapi kini setelah Dewa nampak bangkit dalam status sosialnya, kamu kembali dekat dengan Dewa.
Lorna : Aduh, masak sih sudah sejahat itu prasangkanya?
Grace : Itu rumornya. Sudahlah, nggak usah digubris.
Lorna : Mereka nggak tahu kejadian sesungguhnya.
Grace : Memang, nggak tahu siapa yang menghembuskan rumor itu?
Lorna : Siapa kira-kira, Grace?
Grace : Mana kutahu? Masih coba mencari tahu sama Rahma
Lorna : Barangkali yang nggak suka sama Dewa
Grace : Musuh Dewa banyak sekali. Makanya dia menguasai ilmu beladiri. Sudah berapa kali dia berkelahi di depan kita. Coba hitung? Dengan Rolan saja sudah berapa kali. Lalu dengan...
Lorna : Pusing aku jadinya..., curiga boleh, tapi nggak bisa nuduh, lebih baik nggak curiga ya jangan menuduh
Grace : betuuul, biarlah anjing menggonggong kafilah berlalu...

Karena Lorna sudah sampai di rumahnya maka dia menyudahi chatting bersama Grace. Acara ditempat itu pun sesungguhnya sudah bisa dikatakan selesai. karena mereka berharap melanjutkan rapat lengkap bersama anggota panitia lainnya di tempat yang sudah disebutkan oleh Beni. Griyo Tawang.