Beni ditelepon Rahma saat berada dalam studio bersama Joy. Ada beberapa rekan-rekan yang lain. Rahma menanyakan perkembangan acara rapat di Griyo Tawang. Dan meminta Joy untuk menjemput mereka yang kesulitan kendaraan. Rahma akan menjemput mereka yang satu arah perjalanan. Sementara Joy menjemput yang lainnya.
"Aku sudah kerumahnya tapi belum ketemu. Sampai sekarang belum ketemu dia." Beni menjelaskan.
"Lalu semalam waktu Dewa meminta nomer telepon Lorna."
"Dia yang telepon Joy. Karena Joy nggak punya nomernya. Lalu tanya ke aku. Aku pun sama pula. Maka kutelepon kamu."
"Iya, Dewa itu aneh banget. Kenapa nggak tanya ke Lorna sendiri?"
"Gimana tanyanya. Dia kan lagi cari nomer buat menghubunginya."
"Maksudku waktu Dewa kumpul sama Lorna di Bali. Lorna juga begitu. Masak nggak berikan nomernya ke Dewa."
Beni diam nggak mau mengomentari.
"Jadi bagaimana acara besok?"
"Ya, jadi."
"Katanya belum ketemu Dewa."
"Nggak soal. Gino sudah kutanya nggak ada persoalan."
"Eh, Ben. Ada apa sih antara kalian."
"Memangnya kenapa?"
"Kok kayaknya ada yang nggak beres. Apa gara-gara kejadian di acara reuni itu?"
Beni diam tak mengomentari.
"Lorna dan Dewa saja sudah ketemu, masak kalian tak pernah ketemu."
"Ah, nggak pas saja waktunya, Ra."
"Mungkin kesal?"
"Mana kutahu?"
"Atau sengaja menghindar?"
"Ah, enggaklah. Joy sudah tanya ke dia, pingin ketemu. Dia jawab suruh tunggu. Nanti dia yang akan telepon. Jadi mau apa lagi?"
"Itu kan Joy! Kamu ini lho."
"Sudahlah, Ra. Nggak ada apa-apa. Dewa memang begitu. Kita harus bisa memahaminya."
"Kalau ke Griyo Tawang besok, bisa ketemu nggak?"
Beni tertawa.
"Kamu kan belum pernah ke Griyo Tawang. Kalau sudah pernah kesana. Kamu akan simpan pertanyaanmu."
"Terserah kamulah Ben. Masak sih sesulit itu menemui Dewa sekarang?"
"Itulah, makanya besok lihat dulu bagaimana itu Griyo Tawang. Dia tak selalu ada disana. Banyak yang ingin bertemu dia. Sementara dia punya jadwal yang tak bisa diganggu. Kecuali kemauannya sendiri."
"Kalau menemui di rumahnya?"
"Bisa saja. Tapi kusarankan buat janji dulu. Jangan coba-coba kesana kalau tak mau kecewa. Telepon saja Gino. Sebab dia paling tahu jadwal dan kegiatannya."
"Apakah Gino itu manajernya? Coba beri aku nomernya."
Beni tertawa ngakak.
"Gino itu tugasnya multidimensi tahu nggak."
"Maksudmu?"
"Ya semua ditanganinya. Mulai dari tukang kebun, masak, urusan rumah, pokoknya semuanya. Tanya saja ke Lorna."
"He, aku tanya ke kamu. Buat jaga-jaga kalau Lorna nggak tahu."
Beni ketawa. Lalu menyebutkan nomer telepon Gino. Rahma pun membagi nomer tersebut kepada Grace.