110. Dalam Kamar Grace dan Rahma.

Rahma dan Grace yang tengah diperbincangkan Dewa dan Lorna sesungguhnya belum tidur. Kedua gadis itu juga sedang membicarakan hubungan Dewa dan Lorna. Keduanya selama ini selalu berada di antara hubungan Lorna dan Dewa. Tahu persis setiap kejadian perjalanan cinta Dewa dan Lorna. Grace dan Rahma menilai hubungan keduanya berjalan manis sekali. Keributan, perselisihan, kesalahpahaman, kekesalan adalah warna-warni yang semakin membuat hubungan keduanya terasa lengkap.
Namun keberadaan dan kehadiran Ronal yang kerap mengganggu hubungan Dewa dan Lorna, membuat Grace dan Rahma sering menjadi kesal dan gemas. Sialnya mereka selalu saja bertemu.
"Dari semua teman kita, yang berusaha merebut hati Lorna. Hanya Dewa yang pantas mendapatkan Lorna. Aku tak menyangka hubungan Dewa dan Lorna akan sejauh ini. Padahal kukira Dewa menganggap Lorna sebagai adiknya," kata Rahma.
"Ya, Sebelumnya aku juga tak menyangka kalau Lorna mencintai Dewa lebih dari yang kita ketahui. Benar kamu. Kupikir Lorna menganggap Dewa hanya sebagai kakak," kata Grace.
"Cinta memang selalu mencari jalan sendiri." kata Rahma seraya menatap langit-langit kamar.
Keduanya lalu terdiam. Merenung dengan pikiran masing-masing.
Suasana terasa sepi dan hening.
"Mereka saat ini sedang ngapain?" tanya Grace.
"Tidur!" jawab Rahma tegas.
"Kamu yakin mereka tidur?"
"Kulihat keduanya tadi sehabis mandi basah."
"Kalau mandi ya basah. Kamu kok lucu, Rah!"
"Bukan sembarang mandi."
"Maksudmu?"
"Kurasa mereka berdua habis melakukan itu."
"Hus!" sergah Grace seraya tertawa, "Jangan berasumsi begitu."
"Kubilang, kurasa."
"Kalau pun ya, biarlah, itu hak mereka, toh mereka telah mengikat diri. Sebaiknya kita pikirkan undangan pernikahannya yang dipercayakan pada kita. Jangan berpikiran apa yang sedang dilakukannya."
Rahma tertawa.
"Ya, tapi untuk itu kita masih harus bicara banyak dengan Lorna. Kaulah yang pikirkan dulu. Sementara aku kosentrasi di reuni. Setelah itu kita siapkan undangan resepsi pernikahannya."
"Hasil tayangan syuting mereka besok tentu akan semakin membuat heboh teman-teman. Sebab mereka berdua tampil bersama dalam satu iklan," kata Grace seraya menutup wajahnya dengan bantal.
"Kehebohan yang menjadi kebanggaan mereka, karena Lorna dan Dewa adalah teman mereka."
"Bukan itu maksudku. Bila Dewa tidak ikut dalam reuni mendatang, tentu anggapan bahwa Dewa sombong dan sulit ditemui akan membuktikan kebenaran anggapan mereka."
"Tapi Lorna kan sudah berjanji akan datang."
"Lebih baik mereka berdua datang. Kita berharap Lorna bisa membujuk Dewa."
"Bukankah tadi Lorna bilang mereka berdua sedang mempersiapkan kejutan. Katanya akan memberi suguhan sendratari Rama dan Sita?"
"Oh iya benar..." kata Grace seraya membuka bantal yang tadi menutupi wajahnya.
"Mereka diam-diam mempersiapkan kejutan. Tapi kuharap kejutannya lebih dari itu."
"Kamu bawa laptop?" tanya Grace seraya tengkurap memeluk bantalnya.
"Nggak. Pinjam saja punya Lorna kalau kamu perlu."
"Perluku sekarang."
"Memangnya penting banget. Besok pagi saja."
"Jam berapa besok kita pergi?"
"Kita mau antar Dewa dulu untuk beli pakaian kebutuhan syuting."
"Kita ikut ke lokasi syuting?"
"Tentu saja. Habis ngapain kita bengong disini. Lorna tentu tak akan biarkan kita disini."
Grace dan Rahma berbincang-bincang hingga mata keduanya terasa berat untuk dibuka, dan mulut mereka tak lagi bersuara.
Kamar kemudian sunyi. Di luar pun alam juga sunyi.